Hedonisme

Rabu, 02 September 2009


Pendahuluan

Melihat perkembangan kehidupan bermasyarakat di negara kita yang tercinta ini, maka kita hanya akan mendapati aspek materi-lah yang lebih banyak diminati. Yang hanya berorientasikan kepada kenikmatan dunia dan kekuasaan. Maka pangkal dari semua itu adalah Hedonisme. Hedonisme juga merupakan induk dari semua ini.

Hedonisme secara etimologi berasal dari kata tunggal bahasa Yunani yaitu Hedone, yang dapat diartikan sebagai nikmat atau kenikmatan. Secara terminologi penulis berpendapat bahwa hedonisme berarti suatu corak budaya yang lebih mengutamakan kesenangan dalam artian yang bersifat materi. Hedonisme, muncul kira-kira 400 tahun sebelum penanggalan masehi dengan madzhabnya yang bernama Tyrene. Sedangkan perintis dari faham hedonisme adalah Epicurus.

Para Hedonis berpendapat bahwa ukuran dari makmur atau tidaknya suatu kehidupan, bahagia atau tidaknya suatu kehidupan seorang manusia, hanya dapat diidentifikasi dengan kesenangan materi semata. Mereka ingin memenuhi keakuannya untuk mendapatkan kenikmatan. Apapun akan mereka lakukan untuk mengejar kenikmatan tersebut tanpa adanya rasa putus asa. Bagi penulis, itulah yang menjadi aspek positif atau nilai jual tinggi terhadap Hedonisme. Yaitu memiliki semangat kerja yang tinggi dan etos kerjanya yang tinggi.

Menurut para penganut Hedonisme, orang bijaksana akan berusaha sedapat mungkin untuk terlepas dari keinginan di luar darinya. Dengan cara ini orang dapat mencapai suatu puncak kesenangan yang bernama Ataraxia. Ataraxia adalah kesenangan jiwa/individu yang betul-betul terlepas dari ikatan orang lain. Yang dimaksud ikatan dalam orientasinya banyak diartikan sebagai gangguan.

Segala sesuatu tidak akan terlepas dari adanya baik dan buruk, kalau dalam penjelasan di atas penulis berpendapat bahwa semangat kerja yang tinggi dan etos kerja yang tinggi menjadi aspek positif terhadap Hedonisme, maka Hedonisme juga memiliki asperk negatif. Aspek negatifnya adalah dihindarinya segala sesuatu yang dapat memicu untuk menimbulkan rasa yang kedepannya menghasilkan atau mengarah kepada pengurangan kenikmatan atau rasa sakit. Serasa mereka para penganut Hedonisme ingin lari dari kesusahan.

Sedikit opini yang diberikan penulis, jika kita lihat dari esensi kenikmatan dari segi komersial, yaitu seseorang akan terasa hidup nikmat apabila memperoleh apa-apa yang di inginkannya dengan mudah. Akan tetapi adakah jalan pintas yang mengantarkan kita kepada kenikmatan yang diinginkan tanpa harus merasakan susahnya mendapatkannya? Bisakah kita merasa nikmat sebelum merasakan kesusahan? Pepatah mengatakan,”Berakit-rakit ke hulu berenang ketepian, bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian. Kita akan mengetahui makna kenikmatan jika kita sebelumnya telah merasakan kesusahan.

Kita ambil contoh, seseorang akan mengetahui dan merasakan makna dari hidup sehat setelah ia merasakan sakit yang menjangkit tubuhnya. Singkat kata Penulis bukannya berniat untuk memberikan kritik terhadap bentuk pemikiran Hedonisme, hanya saja penulis akan memberikan statement-nya bahwa mustahil seseorang dapat merasakan kenikmatan tanpa melewati ujian kesusahan. Sejalan dengan perkataan imam ‘Alî as,”Setiap kenikmatan memiliki pembuka dan penutup, pembukanya adalah kesabaran, sedangkan penutupnya adalah kemalasan.” Maka kesabaran yang dimaksud adalah sabar untuk memperoleh kenikmatan atas segala macam kesusahan yang menderanya.

Macam-macam Hedonisme

Faham Hedonisme juga mempunyai banyak pembagian, akan tetapi hanya tiga saja yang akan diambil jadi contoh, yaitu: Hedonisme Estetis, Hedonisme Etis dan yang ketiga Kesalehan.

Hedonisme Estetis

Approach/pendekatan dari Hedonisme Estetis adalah penampilan, dalam artian pandangan seseorang terhadap orang tersebut yang baginya bersifat baik/indah dalam hal fisik empiris. Yang dimaksud dengan Hedonisme Estetis adalah seseorang akan merasakan sebuah kenikmatan jika ia merasa terlihat indah. Jika kita dapati ada seseorang yang merasa bangga kalau ia dituding sebagai seseorang yang baik rupanya, maka kebanggaan tersebut dinilai sebagai bentuk bagian dari kenikmatan Hedonisme Estetis.

Hedonisme Kesalehan/Keagamaan

Berbicara tentang Hedonisme Kesalehan/Keagamaan maka sudut pandang yang dilihat yaitu aspek keberagamaan atau spiritual seseorang. Salehkah atau kufurkah? Dalam Hedonisme Kesalehan ini, seseorang yang terjangkiti olehnya akan merasakan adanya kenikmatan jika ia diklaim sebagai seseorang yang saleh atau taat dalam atribut keberagamaannya.

Hedonisme Etis

Berbeda dengan Hedonisme Etis, sudut pandangnya adalah tentang apa yang diutarakan/pembicaraan oleh seorang individu. Misalnya, jika ada yang mengklaim kepada seseorang dalam suatu acara pidato bahwa apa yang diutarakan yang berpidato itu adalah bagus dan orang yang berpidato itu merasa bangga, maka ia termasuk orang yang menganut sikap Hedonisme Etis.

Itu merupakan macam-macam dari sikap Hedonisme, masih banyak macam-macam lainnya yang belum dibahas dalam makalah ini. Dirasa cukup memberikan tiga macam Hedonisme tersebut dikarenakan ketiganya yang paling sering dipraktekkan di kalangan masyarakat. Alhasil kesenangan tidak harus orientasinya kepada materi.

Ada satu perkataan yang dikatakan oleh pendiri paham Hedonisme,”biarpun kesenangan itu merupakan hal yang baik, akan tetapi kesenangan tersebut tidak harus dimanfaatkan.” Maksud dari perkataan ini, pada dasarnya kesenangan adalah baik, akan tetapi kita tidak harus memanfaatkannya untuk mendapatkan suatu keinginan yang mungkin orientasinya mengarah kepada keburukan. Akan tetapi dari berbagai macam studi kasus yang ada nampaknya sudah cukup dapat memberikan contoh kepada kita bahwa hidup untuk memperoleh kesenangan banyak mengantarkan kita kepada hal yang tidak baik.

Beberapa Macam-macam Keinginan Menurut Para Perintis Hedonisme

Menurut para perintis paham Hedonisme, ada tiga keinginan yang menyelimuti diri manusia, yaitu:

1. Keinginan Alamiah, seperti makan dan minum, alhasil yang di butuhkan manusia untuk memenuhi kehidupan. Akan tetapi tetap saja manusia dalam mendapatkan keinginan ini, ia berusaha mendapatkan yang lebih baik. Misalnya jika ia disodorkan minuman teh dan jus, maka dengan gamblang manusia akan memilih jus, Karena jus lebih baik dari teh.

2. Keinginan Sia-sia, yaitu contohnya kita mempunyai banyak barang tersebut akan tetapi dalam penggunaanya kita terkesan tidak baik. Maka hal tiu akan hanya menimbulkan kesia-siaan. Contohnya penggunaan air yang boros.

Seperti itulah yang dipaparkan oleh pemakalah dalam menjelaskan dan menanggapi tentang Hedonisme. Menurut pemakalah, paham Hedonisme dalam prosentasenya cenderung memberikan pengaruh negatif bagi manusia. Alhasil kesenangan tidak harus orientasinya kepada materi.

Contoh Praktek Hedonisme Dalam Konteks Kekinian

Banyak sekali segala sesuatu hal yang terkait dengan Hedonisme. Di Negara kita, mayoritas semua hal diadopsi dari faham Hedonisme. Bahkan Hedonisme juga digunakan oleh beberapa oknum untuk mendapatkan keinginannya. Kita ambil contoh studi kasus seperti yang terjadipada masa lebaran tahun lalu. Salah satu partai politik ternama memberikan tiket gratis mudik untuk masyarakat. Memang jika kita lihat dalam kacamata kemanusiaan memang baik. Akan tetapi maksud tujuan didalamnya apakah baik? Apakah murni hanya untuk menolong? Rakyat hanya dijadikan sebagai sapi perah untuk mendapatkan ambisinya memperoleh banyak kursi dalam parlemen. Alhasil sedikit kesenangan yang diadopsi oleh paham Hedonisme dijadikan pemanis untuk mendapatkan kekuasaan yang sebagian besar sudahlah pasti akan menyengsarakan rakyat.

Kasus yang kedua yaitu jarangnya ada praktek tradisi ilmiah di Negara kita yang ditayangkan di televisi, akan tetapi justru sebaliknya yaitu banyaknya tayangan-tayangan televisi yang banyak mengajarkan prinsip Hedonisme. Undian-undian yang diberikan tanpa adanya bekal keilmuan yang dimiliki bagi pesertanya dengan imbalan sejumlah uang. Ini adalah praktek Hedonisme yang tidak disadari oleh masyarakat kita, dan akan mengantarkan masyarakat kita kepada pola pikir matrealis. Lalu banyaknya kontes-kontes menyanyi yang hanya memikirkan kesenangan. Ini merupakan sebab yang nyata bahwa Negara kita selalu tertinggal dikarenakan tidak mempunyai Tradisi Ilmiah, akan tetapi hanya mempunyai dan mengutamakan Tradisi Hedonisme saja, tanpa bersikap ingin mengembangkan pola pikir keilmuan.

Solusi

Menghadapi realita yang seperti ini, dan jika kita pertahankan budaya yang seperti ini maka selamanya seseorang tersebut akan hanyut dalam kesenangan belaka yang hanya akan banyak mengajarkan dampak yang buruk baginya. Bahkan jika sikap hedonis teraplikasi sebagai hasil mutlak pandangan dalam suatu Negara, maka niscaya Negara tersebut akan mengalami kemunduran dalam hal apapun. Selayaknya kita harus mengadakan perubahan. Yaitu dengan merubah paradigma hedonis menjadi paradigma keilmuan, dan juga membiasakan diri untuk bersikap apa adanya dan menghargai segala bentuk karunia Tuhan yang telah kita dapatkan dengan semangat bersyukur karena semua ini adalah keutamaannya.

Kesimpulan

Sebenarnya, pendiri madzhab hedonisme yaitu Articulus tidak serta merta memaknai hedonisme seperti yang difahami masyarakat sekarang ini. Hedonisme, dewasa ini telah mengalami pergeseran makna atas pemahaman masyarakat menjadi suatu konsep yang hanya berorientasi kepada materi. Hedonisme adalah suatu bentuk teori pemahaman yang berorientasi kepada kesenangan. Karena orientasinya adalah kesenangan, maka secara otomatis para hedonis akan menjauhi segala bentuk tindak tanduk yang hanya akan membuat kesenangan yang diraihnya menghilang. Tetapi sejalan dengan hukum kausalita/sebab akibat, maka adanya hedonisme tidak mungkin lebih awal dari usaha peraihan kesenangan itu. Prosentase dari hasil sikap hedonisme ini lebih banyak mengantarkan penganutnya kepada keduniawian belaka yang mana hanya akan mendapatkan kelelahan atas bentuk mempertahankannya akan tetapi tidak bernilai secara moral.


REFERENSI

Tanyalah Aku Sebelum Kau Kehilangan Aku, Kata-kata Mutiara ‘Imam Alî. Pustaka Hidayah. Bandung. 2003

print this page Print this page

3 komentar:

lllaaa mengatakan...

:j:

Anonim mengatakan...

good (y)

Anonim mengatakan...

benar banget sayangnya, banyak pria yang menjadi penganut aliran hedonis yang sesat..

:a: :b: :c: :d: :e: :f: :g: :h: :i: :j: :k: :l: :m: :n:

Posting Komentar

 
 
 

Followers