Meneladani Keistimewaan Nabi Muhammad saww

Senin, 14 Februari 2011


Pendahuluan

Siapa yang tidak mengenal seorang yang bernama Muhammad di dunia ini? Siapa yang tidak mengetahui keteladanan Muhammad di dunia ini? Dan siapa pula-lah yang tidak mengetahui kehormatan nama seorang Muhammad di muka bumi ini? Beliau adalah salah seorang hamba pilihan yang mendapat gelar habîb al-llâh karena kedekatannya dengan Allah swt. Tentu nama besar Muhammad amat sangat diakui oleh semua kalangan. Apapun statusnya, apapun tradisinya, apapun agamanya, semuanya mengetahui kredibilitas Muhammad saww.

Menanggapi tentang rasulullah Muhammad saww, maka ada beberapa kekhususan yang beliau miliki daripada nabi-nabi lain. Salah satunya yakni dikenangnya hari kelahiran beliau, sebagai hari yang menggembirakan yang seakan-akan telah membuka tabir kegelapan menuju cahaya yang terang benderang, dan hal ini memang terbukti benar. Karena beliau mampu merubah tradisi, adat, budaya atau kebiasaan-kebiasaan masyarakat Arab jahiliyyah menjadi masyarakat yang berpendidikan, berpredikat mulia dan diakui keistimewaannya hanya dalam kurun waktu 21 tahun, sehingga beliau bersabda:

“Sebaik-baiknya bangsa adalah bangsa Arab, dan sebaik-baiknya klan adalah klan Bani Hasyim”

Apa yang menjadikan bangsa Arab istimewa? Jawabannya adalah karena mereka mendapatkan anugerah atas penempatan Rasulullah saww sebagai bangsa Arab. Lalu mengapa Bani hasyim adalah klan yang paling utama dari klan-klan Arab lainnya? Karena Risalah kenabian ada di dalam tubuh nasab Bani Hasyim. Bahkan beberapa dari ulama juga mengatakan lebih dari itu, karena tampuk keimamahan juga berada dalam silsilah klan Bani Hasyim.

print this page Print this page

Antara Islam dan Modernisme menurut Pandangan Muhammad Arkoun

Rabu, 05 Januari 2011


Pendahuluan

Kita telah mengetahui bahwa apa itu modernisme dan apa pula yang dihasilkan. Dengan adanya modernisme maka manusia tidak lagi menjadi saling empati, tidak lagi menjadi saling mempunyai rasa sebagai makhluk social yang saling bergantung antar sesamanya dan tidak lagi mempunyai sikap kepedulian.

Modernisme pada nyatanya telah merusak sendi-sendi kehidupan yang ideal. Sehingga banyak dari golongan-golongan menolak adanya modenisme dan kembali menyeru kepada zaman klasik, karena pada nyatanya pada zaman klasik permasalahan dapat terselesaikan dengan baik dan tidak menjadi sebuah ancaman baik dari segi moral maupun segi eksistensi manusia dan lingkungan, dan pada akhirnya hegemoni prinsip-prinsip modernisme dapat segera luntur.

print this page Print this page

Pesan Penting di dalam Muharram

Senin, 06 Desember 2010


Muharram, nama tersebut sudah tidak asing lagi bagi kita, tiap setahun sekali sebagai umat muslim kita merayakannya, kita menyambutnya dan kita menghormatinya. Akan tetapi dalam bentuk perayaan tersebut terjadi dalam berbagai macam, selain itu Muharram tidak juga selalu dikenal sebagai bulan yang membahagiakan hanya karena hijrahnya Rasul saww ke Madinah mendapatkan sambutan yang hangat dan menyenangkan. Pasalnya di bulan Muharram juga dimaknai sebagai bulan kesedihan dan tangisan Nabi dan Ahlulbait-nya as, yakni atas Syahidnya cucunda Nabi Al-Imam Husein ibn ‘Ali ibn Abi Thalib as. dengan memberikan pembelaan yang tinggi atas agama datuknya Rasulullah Muhammad saww, yakni Islam.

Tentu saja gerakan pembelaan yang bersifat suci itu hanya diperuntukkan untuk masa depan umat Islam yang akan datang, dimana pada masa itu kedhaliman berubah menjadi keadilan, kemurtadan menjadi keimanan, uang menjadi laksana Tuhan. Oleh karena itu gerakan Imam Husein pada bulan Muharram ini adalah gerakan yang berangkat dari logika, hati nurani, pertanggungjawaban seorang hamba yang teguh keimanannya atas agama Allah, kecintaan pada keadilan, anti terhadap kedhaliman dan motif-motif luhur lainnya.

Sehingga sampai-sampai Sang Imam rela syahid dengan keadaan tanpa kepala hanya untuk membangkitkan semangat juang dan kesadaran umat Rasulullah untuk keluar dari koridor kejahiliyahan yang secara tidak langsung terulang lagi pada masa itu. Dengan misi mulianya itu Imam memboyong keluarganya untuk menunjukkan di mata kaum muslimin bahwa “haihât minnâ al-dhillâh/manalah mungkin kami ahlulbait rela tunduk kepada kedhaliman”

Dari segala macam bentuk perayaan Muharram, hanya hari Asyura’[1]-lah yang memiliki tempat yang paling tinggi di hati umat muslim. Ada yang berupaya untuk menghidupkan hari Asyura’ dengan cara menyantuni anak yatim, para janda yang kurang mampu dan fakir miskin. Hal ini tentu saja terkait dengan peristiwa syahidnya Imam Husein beserta sahabat-sabahat setianya dan keluarga dekatnya yang mana atas peristiwa ini anak-anak mereka harus menjadi yatim, istri-istri mereka menjadi janda dan ditawan oleh para pasukan Yazid ibn Muawiyah. Walaupun ini sedikit mendistorsi tentang hakikat Asyura’ akan tetapi dapat kita maknai bahwa Asyura’ senantiasa membekas di hati umat muslim yang cinta akan kedamaian meskipun hal itu sudah terjadi ratusan tahun yang lalu.

print this page Print this page

Tradisi Ilmiah Islam

Selasa, 30 November 2010


Pendahuluan
Dalam kronologi sejarah, khususnya pada bidang ilmu pengetahuan, konon sebelum barat mengalami masa-masa keemasannya, maka timur-lah yang diwakili oleh Islam lebih dahulu mengalami masa-masa kejayaannya. Maka dari itu pada hakikatnya bangsa timur lebih mengenal salah satu tradisi, yakni tradisi ilmiah jauh sebelum bangsa barat memiliki tradisi. Akan tetapi, diam-diam barat mencoba untuk berguru kepada Islam, tanpa disadari mereka mempelajari apa yang Islam teorisasikan, dan perlahan-lahan mereka mulai membenahi dirinya dan serasa ingin keluar dari zaman kegelapannya.

Namun disisi lain pada perkembangannya, tradisi ilmiah Islam mengalami masa-masa kemunduran ketika umat Islam telah hanyut di dalam jurang keglamoran tanpa adanya keinginan untuk terus menggali warisan-warisan pengetahuan. Sehingga hal ini menciptakan keterpurukan bagi umat Islam dengan keadaan sebaliknya yakni bangsa barat mulai terbit, dan pada akhirnya hingga sampai kini umat Islam tidak lagi memimpin layaknya pada masa-masa keemasannya. Barat menjadi pengendali dunia dan tentunya memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap dunia melewati usaha-usaha imperialismenya.

print this page Print this page

Kebebasan Beragama

Kamis, 04 November 2010


Pendahuluan

Salah satu tema yang tak akan pernah hilang atau lapuk ditelan oleh zaman seputar tentang hal yang bersifat social adalah kebebasan beragama. Faktanya semakin banyak manusia yang lahir maka semakin banyak pula aliran-aliran keagamaan yang eksis, sehingga terkadang aliran agama yang dirasa muncul lebih dahulu dengan bangunan teologi yang sudah solid dan diyakini oleh para pengikutnya menjadi tercerai-berai kembali dikarenakan para pengikutnya merasa aliran agamanya telah tersaingi atas aliran agama baru tersebut, dan pada akhirnya timbullah kemarahan dan rasa untuk melawan aliran agama baru tersebut. Maka hal inilah yang terkadang banyak menyulut tentang permasalahan intoleransi beragama, meskipun Deklarasi Hak Asasi Manusia pada tahun 1945 telah dilangsungkan dengan menyinggung permasalahan kebebasan beragama.

Harus kita akui bahwa manusia yang telah ditakdirkan tercipta bersuku-suku ini, secara otomatis telah membuka ruang gerak baru bagi manusia untuk merengkuh Tuhannya. Akan tetapi hal tersebut kadang sangat sulit sekali dimaklumi oleh beberapa kalangan. Sehingga paksaan dalam bentuk kekerasan beragama masih saja terus terjadi dan hak asasi manusia masih sering sekali terlupakan.

Akan tetapi, sejatinya seperti apakah kebebasan beragama itu? Apakah kebebasan beragama itu artinya membiarkan orang lain yang berbeda agama dengan kita untuk berpotensi menjadi kafir? Apakah kita harus melulu sibuk dengan keyakinan diri kita sendiri dan acuh kepada keyakinan mereka? Karena mengingat bahwa keimanan itu tidak boleh dipaksakan? Maka makalah ini akan membahas kesemuanya.

print this page Print this page

 
 
 

Followers