Imam Alî ibn Abî Thâlib: Tentang Kemuliaan Silsilah Nabi saww

Jumat, 17 Juli 2009


Aku bersaksi bahwa Dia adil dan berlaku adil, Dia adalah hakim yang memutuskan (antara benar dan sesat). Aku juga bersaksi bahwa Muhammad saww adalah hamba-Nya, Rasul-Nya dan pemimpin bagi makhluk-makhluk-Nya. Kapanpun Allah membagi garis silsilah, Dia letakkan Muhammad saww pada garis silsilah yang lebih baik, dan karena itu tak pernah ada pendosa berbagi dengannya, juga tak pernah ada orang keji menjadi mitranya.

Sesungguhnya Allah SWT telah menyediakan bagi kebajikan siapa-sipapa yang tepat untuknya, bagi kebenaran pilar-pilar (yang menopangnya), dan bagi ketaatan perlindungan (dari penyimpangan). Dalam setiap bidang ketaatan kalian akan dapati Allah SWT, pertolongan Yang Maha Terpuji, yang akan berbicara melalui lidah dan menguatkan hati. Ketaatan memberikan apa yang dibutuhkan orang yang membutuhkan, disamping memberikan obat bagi orang yang mencari obat.

Kualitas dan Sifat orang Shalih yang Petunjuknya Mesti Diikuti

Ketahuilah bahwa sesungguhnya makhluk-makhluk Allah SWT yang menjaga ilmu-Nya melindungi apa saja yang dikehendaki-Nya untuk melindungi, dan mengalirkan mata air-Nya (untuk kemanfaatan orang lain). Komunikasi di antara mereka yang berlangsung ramah dan akrab, di antara mereka ada ikatan kasih sayang. Mereka meminum dari cangkir pereda dahaga, dan kembali dari mata air dalam kondisi terpuaskan. Rasa was-was, kuatir, ragu atau gelisah tak memengaruhi mereka , sementara perbuatan memfitnah tidak tak terjadi di kalangan mereka. Dengan demikian maka Allah SWT mengikat karakter mereka dengan akhlak yang terpuji. Karena hal ini maka mereka saling menyayangi dan saling memnuhi kebutuhan masing-masing. Mereka menjadi orang-orang yang kualitas dan derajat mereka tinggi, laksana benih-benih kualitas unggul yang dipilih dengan jalan mengambil sebagian dan membuang sebagian lainnya. Pemilihan ini telah mengistimewakan mereka, sedangkan proses pemilihan telah menyucikan mereka.

Karena itu, kalau manusia ingin menjadi mulia, maka dia harus meiliki kualitas-kualitas ini. Dia harus takut kepada Hari Akhir sebelum hari itu datang, dan harus bisa menghargai pendeknya masa hidupnya dan masa persinggahannya untuk kemudian menuju akhirat. Karena itu dia harus berbuat sesuatu selama masa persinggahannya ini dan selama tahap tinggal landasnya. Beruntunglah orang yang shalih hatinya, yang menaati orang yang memadunya, menjauhi orang yang mau menghancurkannya, mengambil jalan keselamatan dengan bantuan yang memberinya cahaya (petunjuk) dan dengan menaati pemimpinnya, bersegera menuju pintu petunjuk sebelum pentu petunjuk tertutup, membuka pintu tobat, dan menghapus (noda) dosa. Sesungguhnya dia berada di jalan kebenaran dan terbimbing menuju jalan yang lurus.

Catatan

Atas penjelasan khotbah di atas, maka kita dapat memahami bahwa silsilah keturunan Nabi Muhammad adalah bersih. Dia letakkan Muhammad saww pada garis silsilah yang lebih baik, dan karena itu tak pernah ada pendosa berbagi dengannya, juga tak pernah ada orang keji menjadi mitranya. Maka dengan ini dapat kita pahami bahwa kakek buyut maupun orang tua Rasul sendiri adalah figur orang-orang yang baik, dan senantiasa menjaga tali agama Allah, dengan tidak menjadi pendosa maupun orang yang keji. Mereka adalah pemelihara agama Ibrâhîm dan pelaksana sunnah Ibrâhîm, dan bukan berarti mereka hidup pada zaman pra kenabian Muhammad saww, maka mereka adalah orang-orang yang kafir. Terbukti bahwa Hasyim ibn ‘Abd Manâf dan ‘Abd Al-Muthâlib ibn Hâsyim adalah salah satu pemimpin dari tiga divisi yang dimilik oleh kaum Quraisy, yakni penjaga Ka’bah serta pelaksana ritual haji yang merupakan warisan Nabi Ibrâhîm.


REFERENSI

Nahjul Bhalaghah, Khotbah 214

print this page Print this page

1 komentar:

sabbih mengatakan...

makasi

:a: :b: :c: :d: :e: :f: :g: :h: :i: :j: :k: :l: :m: :n:

Posting Komentar

 
 
 

Followers